suncareair.com Info Helikopter Medis atau Ambulance Udara Menyelamatkan Nyawa dan Hemat Biaya

Helikopter Medis atau Ambulance Udara Menyelamatkan Nyawa dan Hemat Biaya

Helikopter Medis atau Ambulance Udara Menyelamatkan Nyawa dan Hemat Biaya

Saya suka helikopter. Mengendarai mereka adalah hal yang unik dan menggembirakan. Saya telah menghabiskan banyak waktu di helikopter yang menyediakan perawatan medis darurat di antara pengejaran polisi dan kegiatan kota lainnya. Banyak yang menyebut helikopter medis udara tidak lebih dari “papan reklame terbang” untuk rumah sakit yang mengoperasikannya. Di hari-hari dengan dolar perawatan kesehatan yang semakin menipis ini, kita harus bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan sulit: Apakah helikopter benar-benar membuat perbedaan dalam EMS?Ternyata kalian bisa juga memesan helicopter ambulance dengan login wm casino. Apakah mereka memberikan manfaat yang signifikan bagi pasien? Apakah risikonya sepadan dengan manfaat nyata? Mengapa kita tidak melihat proliferasi operasi helikopter di negara lain seperti yang kita lihat di AS? Sayangnya, setiap diskusi tentang kemanjuran helikopter medis udara sering kali menghasilkan respons emosional oleh banyak orang. Saya pernah mendengar perawat penerbangan berkata, “Saya tahu apa yang saya lakukan membuat perbedaan.” Paramedis penerbangan akan sering menyampaikan cerita tentang pasien tertentu yang mereka rasa diuntungkan dari transportasi helikopter. Namun, apakah helikopter benar-benar membuat perbedaan dalam perawatan pasien dan kualitas hidup pasien selanjutnya? Untuk menemukan jawaban, mari kita lihat sebenarnya apa yang dikatakan literatur ilmiah.

Sejarah

Sejarah

Penggunaan helikopter sipil untuk mengangkut pasien yang sakit dan terluka telah menjadi bagian integral dari perawatan darurat modern. Transportasi helikopter pasien darurat di Amerika Serikat berkembang dari pengalaman yang diperoleh dalam Perang Korea dan Vietnam, ketika tentara yang terluka diangkut dari daerah konflik ke fasilitas medis militer untuk perawatan definitif.1

Penggunaan helikopter di sektor sipil dimulai pada akhir 1960-an, ketika helikopter digunakan dalam penegakan hukum atau operasi militer dengan tujuan ganda, tetapi memiliki komitmen terbatas untuk tanggap medis darurat.2,3 Helikopter sipil didedikasikan khusus untuk perawatan pasien dan transportasi pertama kali diperkenalkan di AS pada tahun 1972.1,4 Selama dua dekade terakhir, telah terjadi perkembangan yang signifikan dari operasi helikopter di AS, yang sebagian besar berbasis rumah sakit dan banyak di antaranya memiliki lebih dari satu pesawat.5
Dorongan untuk pengembangan dan proliferasi ambulans helikopter sipil didasarkan pada konsep “jam emas”. Pertama kali dijelaskan oleh R Adams Cowley, “jam emas” adalah periode segera setelah cedera ketika resusitasi dan perawatan definitif meningkatkan hasil.6,7

Meskipun hasilnya lebih baik semakin cepat perawatan definitif diberikan, konsep sebenarnya dari apa yang disebut “jam emas” telah dipertanyakan.8,9,10

Bukti Ilmiah

Studi awal yang diterbitkan pada 1980-an mendukung transportasi medis udara pasien darurat.11,12 Namun, studi terbaru yang lebih rinci menunjukkan bahwa ini mungkin tidak lagi terjadi. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan helikopter untuk pasien trauma sebenarnya hanya menguntungkan sebagian kecil pasien. Lebih lanjut, studi ini menunjukkan bahwa banyak penyedia EMS memanggil helikopter medis ketika kondisi pasien mungkin tidak menjamin penggunaannya.

Para peneliti mempelajari penggunaan helikopter di wilayah Lembah Silikon California. Dalam tinjauan retrospektif dari 947 pasien trauma berturut-turut yang diangkut ke pusat trauma mereka, mereka menemukan bahwa hanya 22,8% pasien studi yang mungkin mendapat manfaat dari transportasi helikopter. Mereka selanjutnya menemukan bahwa 33,5% pasien yang diangkut dengan helikopter dipulangkan dari unit gawat darurat dan tidak dirawat di rumah sakit.13

Di daerah Los Angeles, peneliti secara retrospektif mengevaluasi transportasi helikopter dari 189 pasien trauma pediatrik dan menemukan bahwa 85% pasien dianggap mengalami cedera ringan. Dari pasien yang diangkut dengan helikopter dalam penelitian mereka, 33% dipulangkan dari unit gawat darurat dan tidak dirawat di rumah sakit.14

Dalam studi trauma pediatrik lain, para peneliti di Washington, DC, menemukan bahwa sekitar 85% transportasi udara dalam kelompok studi mereka yang terdiri dari 3.861 anak-anak yang terluka dianggap terlalu diprioritaskan.15 Sebuah studi di Boston terhadap 1.523 pasien yang diangkut dengan helikopter menemukan bahwa 24% pasien diangkut dari lokasi kecelakaan dianggap tidak pantas.16

Temuan serupa dilaporkan dari sebuah penelitian di Australia. Di pesisir utara New South Wales, para peneliti meninjau 184 catatan medis pasien yang diangkut dari lokasi kecelakaan ke rumah sakit. Sebuah panel ahli meninjau semua pengambilan pasien helikopter. Mereka menemukan bahwa hanya 17,3% pasien yang mendapat manfaat dari transportasi helikopter, sementara 1,7% pasien merasa berpotensi dirugikan. Tujuh persen pasien dipulangkan dari unit gawat darurat dan tidak dirawat di rumah sakit, sementara 36% dipulangkan dari rumah sakit dalam waktu 48 jam.17 Dalam sebuah penelitian di Hong Kong, 34,1% pasien yang dipindahkan dengan helikopter dari tempat kejadian dipulangkan dari rumah sakit. gawat darurat dan tidak dirawat di rumah sakit.18 Dalam sebuah penelitian di Norwegia, para peneliti menemukan bahwa hanya 11% dari 370 pasien yang diangkut dengan helikopter yang diuntungkan.19

Baca Juga Artikel Berikut Ini : Sejarah Ambulans Udara Pertama Hingga Modern